Cara Bisnis Bertahan Saat Harga Bahan Baku Melonjak. (Foto: Ilustrasi)

Kenaikan harga bahan baku kini menjadi tantangan besar bagi banyak pelaku usaha di Indonesia. Mulai dari kedelai untuk produsen tahu, tepung untuk UMKM kuliner, hingga bahan baku impor bagi industri manufaktur semuanya terdampak.

Jika tidak dikelola, lonjakan biaya ini bisa memangkas margin, menurunkan daya beli konsumen, bahkan memicu tutupnya usaha. Namun, ada strategi yang terbukti efektif untuk menjaga bisnis tetap bertahan di tengah gejolak harga.

Diversifikasi dan Negosiasi dengan Supplier

Memiliki lebih dari satu pemasok membantu mengurangi risiko ketergantungan harga. Menurut Paper.id (2024), negosiasi ulang kontrak atau mencari pemasok alternatif di wilayah berbeda dapat memberi ruang untuk mendapatkan harga lebih kompetitif tanpa mengorbankan kualitas.

Terapkan Shrinkflation secara Bijak

Shrinkflation adalah mengurangi ukuran atau isi produk tanpa mengubah harga. Strategi ini umum di bisnis makanan, minuman, dan ritel.

Contohnya, mengurangi gramasi kemasan snack, tetapi meningkatkan kemasan dan branding sehingga konsumen tetap merasa mendapatkan nilai yang setara.

Optimalkan Proses Produksi

Efisiensi bisa dilakukan dengan mengurangi limbah bahan baku, memperbaiki manajemen stok, hingga menggunakan teknologi otomasi.

Data dari Link UMKM menunjukkan bahwa UMKM yang melakukan audit proses produksi secara rutin mampu menekan biaya hingga 15%.

Inovasi Produk dan Bundling

Menggabungkan produk dengan margin rendah ke dalam paket bersama produk margin tinggi dapat membantu menyeimbangkan pendapatan.

Misalnya, bundling menu utama yang biaya produksinya naik dengan minuman atau dessert yang memiliki margin besar.

Fokus pada Produk Paling Menguntungkan

Evaluasi portofolio produk. Hapus varian dengan penjualan rendah dan margin tipis, lalu fokuskan sumber daya pada produk dengan kinerja terbaik. Strategi ini terbukti efektif menurut riset Jurnal Global Scentific pada pelaku UMKM kuliner.

Naikkan Harga dengan Value-Based Pricing

Kenaikan harga seringkali tak terhindarkan, namun dapat diterima konsumen jika disertai peningkatan nilai.

Misalnya, memperbaiki kemasan, menambah bonus item, atau meningkatkan layanan purna jual. Pendekatan ini dikenal sebagai value-based pricing.

Manfaatkan Penjualan Digital

E-commerce dan media sosial memungkinkan penyesuaian harga yang lebih fleksibel. Selain itu, jangkauan pasar yang lebih luas bisa membantu menutup penurunan volume penjualan di pasar offline.

Studi Kasus: UMKM yang Bertahan di Tengah Kenaikan Harga Bahan Baku

  • Produsen tahu di Ngawi: mengurangi ukuran, tetapi memperluas pasar ke retail modern dan menjaga kualitas rasa.
  • Pedagang bakso di Malang: mengombinasikan cost-based pricing dengan downsizing porsi untuk mempertahankan pelanggan setia.

Kesimpulan

Harga bahan baku yang melonjak adalah tantangan, namun bukan alasan untuk menyerah. Diversifikasi supplier, efisiensi produksi, inovasi produk, dan strategi penentuan harga yang tepat dapat menjaga bisnis tetap kompetitif.

Jika Anda pelaku usaha, mulai lakukan evaluasi proses dan produk hari ini juga. Setiap langkah efisiensi yang diambil akan menjadi perisai bisnis Anda dari gejolak harga di masa depan.

Related Posts